Selasa, 19 November 2013

Halitosis (Bau Mulut)

Halitosis
(Bau Mulut) .

Definisi
Halitosis adalah istilah yang digunakan untuk bau mulut,
merupakan masalah yang sering dialami banyak orang
dan menjadi hal yang dianggap memalukan.
Penyebab
Bau mulut timbul karena adanya kandungan sulfur
dalam napas. Halitosis dapat disebabkan oleh banyak hal,
yaitu:
Kebersihan mulut yang buruk, sehingga jumlah bakteri
sangat banyak dalam mulut dan di permukaan lidah.
Tanpa pembersihan mulut yang baik, sisa makanan akan
tertinggal dalam mulut dan menjadi lingkungan yang
cocok untuk bakteri berkembang biak yang akan
menyebabkan bau pada mulut. Selain itu, sisa makanan
yang menempel pada gigi, gusi, dan lidah akan
menyebabkan gingivitis (radang gusi) dan gigi berlubang,
sehingga akan meningkatkan bau mulut dan rasa yang
tidak enak di dalam mulut.
Pembersihan gigi tiruan yang kurang baik Gigi tiruan
yang tidak dibersihkan dengan baik menyebabkan
penumpukan sisa makanan dan bakteri pada permukaan
gigi tiruan sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.

Penyakit gusi atau jaringan periodontal (jaringan
penyangga gigi).
Penyakit sistemik. Bau mulut dapat merupakan salah
satu gejala dari penyakit tertentu, misalnya infeksi saluran
pernapasan, gangguan pencernaan, diabetes, atau
kelainan pada hati.
Xerostomia (mulut kering).
Pemakaian beberapa obat-obatan tertentu dapat
menyebabkan mulut menjadi kering, terutama obat-
obatan untuk mengatasi depresi dan tekanan darah
tinggi. Xerostomia juga dapat disebabkan oleh kelainan
pada kelenjar ludah sehingga produksi ludah menurun.
Selain itu, kebiasaan bernapas lewat mulut juga dapat
menyebabkan mulut cenderung menjadi lebih kering.
Merokok .
Perawatan
Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan
dan malam hari sebelum tidur.
Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat
plak dan sisa makanan yang tersangkut di antara celah
gigi-geligi.
Pembersihan permukaan lidah secara teratur. Ini dapat
dilakukan dengan menggunakan sikat gigi yang lembut
atau kassa.
Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi
pertumbuhan bakteri dalam mulut, misalnya obat kumur
yang mengandung chlorhexidine. Lakukan konsultasi
terlebih dahulu dengan dokter gigi Anda dalam
penggunaan obat kumur tersebut.
Scaling (pembersihan karang gigi).
Perbaikan dan penambalan gigi-gigi yang berlubang.
Berhenti merokok
Pada kasus-kasus xerostomia tertentu, dokter gigi
mungkin akan memberikan saliva buatan. Perbanyak
minum air putih dan konsumsi sayuran serta buah-
buahan.
Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi setiap 6
bulan sekali untuk kontrol rutin dan pembersihan.
Lakukan konsultasi dengan dokter bila halitosis berkaitan
dengan penyakit sistemik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar